Kelompok:
C. Theo D. /
M. Valdo O. / 11
G. Chrisma Bayu / 07
Gabriel Y. / 15
Odilio E. / 23
“Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar,
bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan
Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang
Samaris itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun
di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis
8:14-16).
Sakramen Krisma dapat
ditinjau dari dua sudut bahasa; dalam bahasa Latin yang berarti Penguatan (confirmatio) dan dalam bahasa Yunani
yang berarti Pengurapan atau Krisma (chrisma,
krima; christos= yang diurapi). Sesuai
yang dituliskan dalam Youcat Indonesia: “Sakramen
Penguatan adalah sakramen yang melengkapi Baptis. Di dalamnya, karunia Roh
Kudus dilimpahkan atas kita. Setiap orang yang dengan bebas memutuskan untuk
menjalani hidup sebagai anak Allah dan memohon Roh Allah turun dengan tanda
penumpangan tangan dan diurapi minyak”.
Telah disebut
sebelumnya, adanya peran Roh Allah (Roh Kudus) yang turun dan dikaruniakan
dalam diri kita. Tidak perlu didebatkan apa yang sejatinya dikerjakan Roh Kudus
dan mengapa harus Roh Kudus yang dikaruniakan. Namun yang jelas, Roh Kudus
membuat kita mudah untuk menerima Allah. Dia yang mengajari kita untuk berdoa
dan mendorong kita untuk siap sedia demi sesama.
Apa kaitannya antara
Roh Kudus dengan diri Yesus sendiri? Dalam Perjanjian Lama, Umat Allah
mengharapkan turunnya Roh Kudus atas seorang Mesias (Juru Selamat). Dalam hal
ini, Roh Yesus adalah “Roh Kudus” yang telah lama dirindukan bangsa Israel
sejak Perjanjian Lama; Roh yang sama dengan yang dijanjikan Yesus kepada para
murid-Nya; Roh yang sama yang dijanjikan Yesus pada para murid saat pesta Pentakosta.
Roh Kudus inilah yang turun atas setiap orang yang menerima Sakramen
Penguartan.
Tak ada kendala serius
dalam penerimaan sakramen ini. Setiap orang Kristen Katolik yang sudah menerima
sakramen Baptis dan “dalam keadaan rahmat” dapat dan wajib menerimakan Sakramen
Krisma tersebut. Maksudnya dalam keadaan “rahmat” berarti tidak sedang dalam
dosa berat. Dosa berat berarti menempatkan diri jauh dari perbuatan dan
tindakan kasih Allah; perlu pendamaian kembali dengan Allah lewat Sakramen
Pengampunan.
Pada waktunya juga,
seorang dewasa dalam jasmani dan rohaninya, wajib menerimakan Sakramen Krisma
tersebut. Hal ini dikarenakan adanya tanggungjawab untuk semakin luas
mewartakan Kerajaan Allah; khususnya mewartakan pribadi Kristus sendiri sebagai
Juru Selamat di akhirat.
Menerimakan Sakramen
Krisma berarti mempersiapkan diri masuk tahap yang sangat penting dalam hidup
seseorang. Ia akan melakukan segala yang mungkin untuk memahami iman Katolik
dengan segenap hati dan pikirannya.Ia akan berdoa sendirian dan bersama orang
lain dalam Roh Kudus; ia akan berdamai dengan dirinya sendiri, dengan
orang-orang disekitarnya; dan terlebih dengan Allah. Pengampunan dosa adalah
bagian penting dari Sakramen ini.
Sakramen Krisma
biasanya diterimakan oleh Uskup. Namun, untuk sebuah alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan cukup kuat, Uskup dapat mendelegasikannya
(melimpahkan wewenang) kepada seorang imam untuk menerimakannya. Diluar itu,
dalam kondisi seseorang dalam kondisi maut, setiap imam diperkenankan
memberikan sakramen ini.
Pemberian nama krisma
sendiri berfungsi untuk memohon doa, meneladani, dan memohon bantuan dalam
tugas yang baru, kepada nama krisma yang dikehendaki. Dalam memilih nama
Krisma, idealnya, diambil dari nama santo/santa. Karena untuk menjalankan fungsi
dari nama krisma, hanya pribadi para santo atau santa-lah yang paling cocok
atau yang paling pas untuk dipilih.
Namun, kendalanya
adalah, “Tamu” yang satu ini berbicara dengan sangat lembut di dalam dan
bersama kita, sehingga butuh keheningan untuk menyadari kehadiran-Nya. Disini
juga berarti menjadi “Bait Roh Kudus”, maksudnya menyediakan tubuh dan jiwa
bagi kehadiran-Nya. Semakin kita menerima Roh Kudus, semakin kita dibimbing dan
dilimpahi karisma untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dan, kita akan semakin
bertumbuh, baik secara jasmani maupun rohani. Itulah mengapa ada arti tubuh
kita adalah sarana bagi Allah untuk berbicara.
Buah-buah
Krisma antara lain;
Ͼ Lebih mantab
dan dewasa dalam iman
Ͼ Makin setia dalam mengikuti Kristus
Ͼ Berani dalam membela iman
Ͼ Dikuatkan menjadi saksi Krsitus
Ͼ Lebih tanggungjawab terhadap kehidupan gereja
Ͼ Lebih cermat dalam memilih panggilan hidup
Ͼ Menjadi orang beriman yang dinamis atau aktif
“Allah
akan member kita sesuatu yang lebih besar jika Dia memiliki sesuatu yang lebih
besar daripada Diri-Nya sendiri” St. Yohanes Maria Vianney.
“Adalah bagian dari
panggilanmu untuk mewartakan Injil dari atap rumah, tidak dengan kata-katamu
namun dengan hidupmu” Charles de Foucauld.
Sumber :
YOUCAT INDONESIA, Katekismus popular. Penerbit : Kanisius.
: Hati dan pikiran yang
diterangi oleh Roh Kudus
: Kitab Suci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar