Sabtu, 20 September 2014

Sakramen Krisma



Kelompok:
C. Theo D.                   /          
M. Valdo O.                 /           11
G. Chrisma Bayu         /           07
Gabriel Y.                    /           15
Odilio E.                      /           23


Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaris itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis 8:14-16).
Sakramen Krisma dapat ditinjau dari dua sudut bahasa; dalam bahasa Latin yang berarti Penguatan (confirmatio) dan dalam bahasa Yunani yang berarti Pengurapan atau Krisma (chrisma, krima; christos= yang diurapi). Sesuai yang dituliskan dalam Youcat Indonesia: “Sakramen Penguatan adalah sakramen yang melengkapi Baptis. Di dalamnya, karunia Roh Kudus dilimpahkan atas kita. Setiap orang yang dengan bebas memutuskan untuk menjalani hidup sebagai anak Allah dan memohon Roh Allah turun dengan tanda penumpangan tangan dan diurapi minyak”.
Telah disebut sebelumnya, adanya peran Roh Allah (Roh Kudus) yang turun dan dikaruniakan dalam diri kita. Tidak perlu didebatkan apa yang sejatinya dikerjakan Roh Kudus dan mengapa harus Roh Kudus yang dikaruniakan. Namun yang jelas, Roh Kudus membuat kita mudah untuk menerima Allah. Dia yang mengajari kita untuk berdoa dan mendorong kita untuk siap sedia demi sesama.
Apa kaitannya antara Roh Kudus dengan diri Yesus sendiri? Dalam Perjanjian Lama, Umat Allah mengharapkan turunnya Roh Kudus atas seorang Mesias (Juru Selamat). Dalam hal ini, Roh Yesus adalah “Roh Kudus” yang telah lama dirindukan bangsa Israel sejak Perjanjian Lama; Roh yang sama dengan yang dijanjikan Yesus kepada para murid-Nya; Roh yang sama yang dijanjikan Yesus pada para murid saat pesta Pentakosta. Roh Kudus inilah yang turun atas setiap orang yang menerima Sakramen Penguartan.
Tak ada kendala serius dalam penerimaan sakramen ini. Setiap orang Kristen Katolik yang sudah menerima sakramen Baptis dan “dalam keadaan rahmat” dapat dan wajib menerimakan Sakramen Krisma tersebut. Maksudnya dalam keadaan “rahmat” berarti tidak sedang dalam dosa berat. Dosa berat berarti menempatkan diri jauh dari perbuatan dan tindakan kasih Allah; perlu pendamaian kembali dengan Allah lewat Sakramen Pengampunan.
Pada waktunya juga, seorang dewasa dalam jasmani dan rohaninya, wajib menerimakan Sakramen Krisma tersebut. Hal ini dikarenakan adanya tanggungjawab untuk semakin luas mewartakan Kerajaan Allah; khususnya mewartakan pribadi Kristus sendiri sebagai Juru Selamat di akhirat.
Menerimakan Sakramen Krisma berarti mempersiapkan diri masuk tahap yang sangat penting dalam hidup seseorang. Ia akan melakukan segala yang mungkin untuk memahami iman Katolik dengan segenap hati dan pikirannya.Ia akan berdoa sendirian dan bersama orang lain dalam Roh Kudus; ia akan berdamai dengan dirinya sendiri, dengan orang-orang disekitarnya; dan terlebih dengan Allah. Pengampunan dosa adalah bagian penting dari Sakramen ini.
Sakramen Krisma biasanya diterimakan oleh Uskup. Namun, untuk sebuah alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan cukup kuat, Uskup dapat mendelegasikannya (melimpahkan wewenang) kepada seorang imam untuk menerimakannya. Diluar itu, dalam kondisi seseorang dalam kondisi maut, setiap imam diperkenankan memberikan sakramen ini.
Pemberian nama krisma sendiri berfungsi untuk memohon doa, meneladani, dan memohon bantuan dalam tugas yang baru, kepada nama krisma yang dikehendaki. Dalam memilih nama Krisma, idealnya, diambil dari nama santo/santa. Karena untuk menjalankan fungsi dari nama krisma, hanya pribadi para santo atau santa-lah yang paling cocok atau yang paling pas untuk dipilih.
Namun, kendalanya adalah, “Tamu” yang satu ini berbicara dengan sangat lembut di dalam dan bersama kita, sehingga butuh keheningan untuk menyadari kehadiran-Nya. Disini juga berarti menjadi “Bait Roh Kudus”, maksudnya menyediakan tubuh dan jiwa bagi kehadiran-Nya. Semakin kita menerima Roh Kudus, semakin kita dibimbing dan dilimpahi karisma untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dan, kita akan semakin bertumbuh, baik secara jasmani maupun rohani. Itulah mengapa ada arti tubuh kita adalah sarana bagi Allah untuk berbicara.
Buah-buah Krisma antara lain;
Ͼ  Lebih mantab dan dewasa dalam iman
Ͼ Makin setia dalam mengikuti Kristus
Ͼ Berani dalam membela iman
Ͼ Dikuatkan menjadi saksi Krsitus
Ͼ Lebih tanggungjawab terhadap kehidupan gereja
Ͼ Lebih cermat dalam memilih panggilan hidup
Ͼ Menjadi orang beriman yang dinamis atau aktif


“Allah akan member kita sesuatu yang lebih besar jika Dia memiliki sesuatu yang lebih besar daripada Diri-Nya sendiri” St. Yohanes Maria Vianney.
“Adalah bagian dari panggilanmu untuk mewartakan Injil dari atap rumah, tidak dengan kata-katamu namun dengan hidupmu” Charles de Foucauld.


Sumber : YOUCAT INDONESIA, Katekismus popular. Penerbit : Kanisius.
                : Hati dan pikiran yang diterangi oleh Roh Kudus
              : Kitab Suci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar