Sabtu, 15 November 2014

Anakmu Butuh Afeksi



Afeksi yang diberikan orang tua akan melapangkan jiwa anak, dan akan semakin meluas lagi sejalan dengan aktivitas kehidupannya, sebagaimana iklim cinta, sayang merupakan unsur yang mendukung diantara anggota keluarga ketika kanak-kanan dan ketika menginjak dewasa. Mencium, membelai rambutnya, memberi hadiah, mencandainya, semuanya ini adalah unsur yang akan melahirkan dan membangun afeksi sang anak.

Apabila kita ingin mengetahui keutamaan membangun afeksi, maka perhatikanlah lawan dari itu semua, seperti keras hati, suka memarahi, pendengki, dan lain-lain ….

Aisyah pernah berkata, “Ada beberapa orang Arab Badui yang datang menemui Rasulullah, maka mereka bertanya-tanya, “Apakah engkau menciumi anak-anak kalian? Maka Rasulullah bersabda, “Ya”. Mereka berujar, “Akan tetapi kami, demi Allah, tidak pernah menciumi mereka. Maka Rasulullah bersabda, “Apakah kalian mampu, andai Allah mencabut sifat rahmah dari hati kalian?!”

Abu Hurairah berkata, “Rasulullah menciumi Hasan ibn Ali.” Maka berkatalah Aqra’ ibn Habis, “Aku memiliki 10 anak, aku tidak pernah menciumi mereka !! Maka Rasulullah bersabda, “Siapa yang tidak sayang maka ia tidak akan disayang!!” Oleh karena itu, para sahabat banyak mencontoh Rasulullah; mereka mencandai anak-anak mereka, bermain bersama.

Sumber: Majalah Al-Usrah (Eindhoven-Belanda) No. 74/Jumadal Ula 1420H
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsakinah&id=39
se-Sederhana itu segalanya !!

*dokumen pribadi

Jumat, 26 September 2014

Tips Belajar




Kecenderungan orang tua mengatakan bahwa anaknya tidak pernah belajar. Padahal kalau kita cermati anak-anak kita selalu belajar baik ia bermain, melihat, mendengar, atau menggunakan panca indera lainnya. Hal ini dikarenakan persepsi orang tua bahwa anak belajar jika mendapat pertanyaan dari orang tua/guru les, menjawab/mengerjakan latihan soal atau bahkan menghafal materi-materi soal yang akan dikeluarkan pada waktu ulangan atau ujian. Paradigma ini sangat menyiksa anak-anak kita kalau ini dibiarkan terus menerus maka anak-anak kita akan menjadi generasi idiot yang tidak ketara. Nah supaya itu tidak terjadi bagaimana cara yang efektif untuk memberikan pengertian bahwa belajara itu asyik, dan menyengkan berikut tips belajar yang bermakna dan penuh arti bagi anak-anak kita:
1. Jika ia sedang bermain ajak anak untuk berimajinasi dan mengembangkan intuisinya melalui pertanyaan atau pendapat yang dikemukakannya
2. Ajak anak untuk menikmati kesenangannya dengan bercerita dan menjelaskan model kesenangannya tersebut, kemudian tanggapi, beri pujian dan gali pengetahuannya melalui metode bertanya dan jawab pertanyaan yang diberikan atau jelaskan dan bimbing serta arahkan manfaat dan konsekwensinya.
3. Sediakan leterasi berbagai buku yang dipilih anak untuk dibaca, kemudian himbaulah anak untuk menceritakan kembali baik secara lisan maupun tertulis. hal ini untuk melatih pemahaman anak.
4. Biasakan anak untuk selalu beraktivitas, baik ia membaca, menulis, membuat karya, menggunting, dan sebagainya
5. Ajak anak selalu berkomunikasi dengan anggota keluarga, hal ini untuk menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan pendapat dan ide yang kratif
6. Jika anak mengerjakan tugas biarkan dia secara kreatif memecahkan masalahnya, kemudian tanya bagaimana caranya mengerjakan. setelah itu bimbing jika pekerjaannya salah, tetapi berilah kesempatan ia untuk berargumen dengan jawabannya. kalau memang mendekati benar beri arahan untuk menjawab dengan tepat.
7. ikuti terus perkembangan cara belajar anak dengan teratur dan jangan mematikan motivasi belajarnya
8. Jangan arahkan cara belajar anak, biarkan ia mengikuti cara belajarnya sendiri sesuai dengan minatnya.
9. Ketika ia melihat TV ajak anak untuk mengkritisinya baik dari segi akhlaq, keilmuwan atau dampak yang lain.
Semoga cara di atas dapat bermanfaat untuk mewujudkan masa depan bangsa. Amin

*dari berbagai sumber

Sabtu, 20 September 2014

Sakramen Krisma



Kelompok:
C. Theo D.                   /          
M. Valdo O.                 /           11
G. Chrisma Bayu         /           07
Gabriel Y.                    /           15
Odilio E.                      /           23


Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaris itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus” (Kis 8:14-16).
Sakramen Krisma dapat ditinjau dari dua sudut bahasa; dalam bahasa Latin yang berarti Penguatan (confirmatio) dan dalam bahasa Yunani yang berarti Pengurapan atau Krisma (chrisma, krima; christos= yang diurapi). Sesuai yang dituliskan dalam Youcat Indonesia: “Sakramen Penguatan adalah sakramen yang melengkapi Baptis. Di dalamnya, karunia Roh Kudus dilimpahkan atas kita. Setiap orang yang dengan bebas memutuskan untuk menjalani hidup sebagai anak Allah dan memohon Roh Allah turun dengan tanda penumpangan tangan dan diurapi minyak”.
Telah disebut sebelumnya, adanya peran Roh Allah (Roh Kudus) yang turun dan dikaruniakan dalam diri kita. Tidak perlu didebatkan apa yang sejatinya dikerjakan Roh Kudus dan mengapa harus Roh Kudus yang dikaruniakan. Namun yang jelas, Roh Kudus membuat kita mudah untuk menerima Allah. Dia yang mengajari kita untuk berdoa dan mendorong kita untuk siap sedia demi sesama.
Apa kaitannya antara Roh Kudus dengan diri Yesus sendiri? Dalam Perjanjian Lama, Umat Allah mengharapkan turunnya Roh Kudus atas seorang Mesias (Juru Selamat). Dalam hal ini, Roh Yesus adalah “Roh Kudus” yang telah lama dirindukan bangsa Israel sejak Perjanjian Lama; Roh yang sama dengan yang dijanjikan Yesus kepada para murid-Nya; Roh yang sama yang dijanjikan Yesus pada para murid saat pesta Pentakosta. Roh Kudus inilah yang turun atas setiap orang yang menerima Sakramen Penguartan.
Tak ada kendala serius dalam penerimaan sakramen ini. Setiap orang Kristen Katolik yang sudah menerima sakramen Baptis dan “dalam keadaan rahmat” dapat dan wajib menerimakan Sakramen Krisma tersebut. Maksudnya dalam keadaan “rahmat” berarti tidak sedang dalam dosa berat. Dosa berat berarti menempatkan diri jauh dari perbuatan dan tindakan kasih Allah; perlu pendamaian kembali dengan Allah lewat Sakramen Pengampunan.
Pada waktunya juga, seorang dewasa dalam jasmani dan rohaninya, wajib menerimakan Sakramen Krisma tersebut. Hal ini dikarenakan adanya tanggungjawab untuk semakin luas mewartakan Kerajaan Allah; khususnya mewartakan pribadi Kristus sendiri sebagai Juru Selamat di akhirat.
Menerimakan Sakramen Krisma berarti mempersiapkan diri masuk tahap yang sangat penting dalam hidup seseorang. Ia akan melakukan segala yang mungkin untuk memahami iman Katolik dengan segenap hati dan pikirannya.Ia akan berdoa sendirian dan bersama orang lain dalam Roh Kudus; ia akan berdamai dengan dirinya sendiri, dengan orang-orang disekitarnya; dan terlebih dengan Allah. Pengampunan dosa adalah bagian penting dari Sakramen ini.
Sakramen Krisma biasanya diterimakan oleh Uskup. Namun, untuk sebuah alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan cukup kuat, Uskup dapat mendelegasikannya (melimpahkan wewenang) kepada seorang imam untuk menerimakannya. Diluar itu, dalam kondisi seseorang dalam kondisi maut, setiap imam diperkenankan memberikan sakramen ini.
Pemberian nama krisma sendiri berfungsi untuk memohon doa, meneladani, dan memohon bantuan dalam tugas yang baru, kepada nama krisma yang dikehendaki. Dalam memilih nama Krisma, idealnya, diambil dari nama santo/santa. Karena untuk menjalankan fungsi dari nama krisma, hanya pribadi para santo atau santa-lah yang paling cocok atau yang paling pas untuk dipilih.
Namun, kendalanya adalah, “Tamu” yang satu ini berbicara dengan sangat lembut di dalam dan bersama kita, sehingga butuh keheningan untuk menyadari kehadiran-Nya. Disini juga berarti menjadi “Bait Roh Kudus”, maksudnya menyediakan tubuh dan jiwa bagi kehadiran-Nya. Semakin kita menerima Roh Kudus, semakin kita dibimbing dan dilimpahi karisma untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dan, kita akan semakin bertumbuh, baik secara jasmani maupun rohani. Itulah mengapa ada arti tubuh kita adalah sarana bagi Allah untuk berbicara.
Buah-buah Krisma antara lain;
Ͼ  Lebih mantab dan dewasa dalam iman
Ͼ Makin setia dalam mengikuti Kristus
Ͼ Berani dalam membela iman
Ͼ Dikuatkan menjadi saksi Krsitus
Ͼ Lebih tanggungjawab terhadap kehidupan gereja
Ͼ Lebih cermat dalam memilih panggilan hidup
Ͼ Menjadi orang beriman yang dinamis atau aktif


“Allah akan member kita sesuatu yang lebih besar jika Dia memiliki sesuatu yang lebih besar daripada Diri-Nya sendiri” St. Yohanes Maria Vianney.
“Adalah bagian dari panggilanmu untuk mewartakan Injil dari atap rumah, tidak dengan kata-katamu namun dengan hidupmu” Charles de Foucauld.


Sumber : YOUCAT INDONESIA, Katekismus popular. Penerbit : Kanisius.
                : Hati dan pikiran yang diterangi oleh Roh Kudus
              : Kitab Suci

Tinggal Sisa



Merdu
Katanya sebagian pilu
Dan aku rindu
Semburat rembulan
Pagi yang bersinar rendah
Katanya terbaik ‘tuk diingat
Dan saatnya aku masuk gerbang itu
Dan saatnya menjemput apa yang harus aku ramu
Aku kembali pada pengejaran hati purba
Kembali meriba apa yang ada
Walau sisa-sisa asa dan jiwa

Bunyi?



Pendar
Satuan kosmik yang tak tertahankan
Berhamburan semerbak pelangi di sore hari
Rekah ke setiap penjuru
Mati begitu menjauh
Getar
Timbunan frekuensi sarat gerak
Pecahkan kisah kasih kasat mata
Jadikan segalanya atom tak sempurna
Bersatu bersama unsur langka
Tak tau mau jadi apa
Yang penting ada
Resonansi menyuarakan berbeda
Aneka kritik atas hak asasi timbul kembali
Dengan mudah tidur di pangkuan ibu Pertiwi
Sama saja seperti si Reformasi
Iba air mata menjadi harga mati
Keris masih ada di tempat sembunyi
Takut nanti semua mati
Takut nanti semua tak berekspresi
Waktu itu sunyi tertidur di balik ketiak bunyi
Disekap, dia terlalu banyak beraksi
Dikurung, dia terlalu banyak bermanipulasi
Kini bunyi tak lagi berpendar ataupun bergetar
Jiwanya bebas liar
Meski raganya memar-memar
Dia tak peduli sekalipun jadi memoir
Saat itu aku tersadar
Saat lagu ajal dikumandangkan
Bersama bunyi yang telah menyebar
Menyuarakan perihal yang LUAR BIASA
Menyuarakan perihal KEBEBASAN
Di masa depan yang SURAM